Banyuwangi, 8 Mei 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia tahun 2025, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI bersama Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA) Kabupaten Banyuwangi menginisiasi kegiatan bertajuk “Skrining Intensif Kontak Serumah, Akhiri TBC dengan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (SIKAT TPT)”. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya percepatan penanggulangan TBC di tingkat komunitas, sekaligus mendukung target global eliminasi TBC pada tahun 2030 sebagaimana ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam End TB Strategy.
Kegiatan yang berlangsung secara serentak pada tanggal 8 Mei 2025 di beberapa Puskesmas di Kabupaten Banyuwangi, yang menyasar kelompok kontak serumah dari pasien TBC dengan status bakteriologis positif (kasus indeks). Kader Komunitas YABHYSA Kabupaten Banyuwangi bersama penanggung jawab program TBC (PJ TB) dari masing-masing Puskesmas memberikan edukasi seputar TPT kepada Kontak Serumah pasien TBC.

Skrining Dini dan Edukasi TPT sebagai Pilar Pencegahan
Fokus utama dari kegiatan ini adalah penemuan kasus secara dini di antara kontak serumah pasien TBC, terutama mereka yang belum menunjukkan gejala namun berisiko tinggi tertular. Kegiatan ini juga terintegrasi dengan program pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT), guna mencegah perkembangan infeksi laten menjadi TBC aktif.
Melalui edukasi yang diberikan secara langsung kepada Kontak Serumah, para kader bersama PJ TB memberikan informasi yang komprehensif mengenai manfaat TPT. Selain itu, keluarga pasien juga dibimbing untuk mengenali gejala TBC, pentingnya pemeriksaan dahak, serta prosedur lanjutan apabila ditemukan indikasi kasus baru.
“Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk memutus rantai penularan, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat bahwa pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin. Edukasi tentang TPT menjadi kunci untuk melindungi keluarga pasien agar tidak ikut tertular,” ujar salah satu kader YABHYSA Banyuwangi.
Komunitas Berperan Aktif dalam Eliminasi TBC
Pelibatan komunitas merupakan strategi penting dalam penguatan layanan TBC berbasis masyarakat. Dengan pendekatan yang lebih personal, kader mampu membangun kepercayaan dengan masyarakat dan menyampaikan pesan kesehatan secara efektif. Hal ini sejalan dengan pendekatan yang diusung oleh WHO, yaitu memastikan layanan TBC menjangkau kelompok rentan dan berisiko tinggi melalui keterlibatan multisektor.
YABHYSA Kabupaten Banyuwangi, sebagai bagian dari pelaksana program berbasis komunitas di Indonesia, terus mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam mendukung layanan TBC yang inklusif dan berkelanjutan. Inisiatif seperti skrining intensif ini menjadi wujud nyata bahwa komunitas dapat berkontribusi langsung dalam agenda nasional dan global eliminasi TBC.
Dukungan Lintas Sektor Menuju Indonesia Bebas TBC
Kegiatan skrining intensif di Banyuwangi ini juga mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan setempat dan merupakan bagian dari integrasi program Puskesmas dengan mitra komunitas. Kolaborasi antara sektor pemerintah dan organisasi masyarakat sipil menjadi kekuatan dalam mendeteksi dini kasus, memperluas cakupan TPT, dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.
“Peringatan Hari TBC Sedunia bukan sekadar seremoni, tetapi momen penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam mengakhiri TBC. Kami percaya bahwa dengan kerja sama lintas sektor, eliminasi TBC tahun 2030 bukan sekadar harapan, tetapi tujuan yang bisa dicapai,” ungkap Staff Program SSR YABHYSA PEDULI TBC Kabupaten Banyuwangi.







